• L3
  • Email :
  • Search :

12 April 2024

Mikroplastik di Dalam Air Minum

Mikroplastik di Dalam Air Minum

Gede H. Cahyana

Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI

Tantangan utama pengolahan air baku (sungai) menjadi air minum pada dekade 1970-an dan sebelumnya adalah pengurangan kekeruhan dan warna alami (apparent color). Setelah dekade 1990-an, seiring dengan perluasan industri di kota-kota besar maka pengolahan merambah ke pencemar organik dan logam berat. Pada dekade 2020-an ini timbul masalah baru, yaitu mikroplastik dan nanoplastik (MNP). Tidak hanya di kota-kota, MNP sudah sampai ke pelosok desa dan gunung. Sampah plastik sudah ditemukan di sumber-sumber air di gunung. Terlebih lagi di air sungai, kelimpahan (konsentrasi) MNP-nya lebih banyak. Apakah unit operasi dan proses IPAM mampu menyisihkan pencemar “baru” tersebut?


Planet vs Plastik

Planet vs Plastik adalah tema peringatan Hari Bumi (Earth Day) pada 22 April 2024. Plastik dijadikan tema karena total lembaran plastik yang diproduksi di seluruh dunia sudah mampu menutupi permukaan Bumi. Tahun 2023 diperkirakan lebih dari 500 miliar kantong plastik tersebar di seluruh dunia atau sekitar satu juta kantong plastik per menit. Di Amerika Serikat diproduksi 100 miliar botol plastik per tahun atau 300 botol per orang per tahun. Ironisnya, untuk memproduksi satu buah botol dibutuhkan enam kali lebih banyak air daripada isi botolnya.

Pada tahun 2023 timbul gerakan masif untuk mengurangi produksi plastik hingga 60% pada tahun 2040. Diserukan di dalam Global Plastics Treaty 2024 agar semua negara meniadakan penggunaan plastik sekali pakai seperti kresek dan botol minuman pada tahun 2030. Seruan ini disetujui oleh 175 negara. Di Indonesia beberapa minimarket dan supermarket sudah meniadakan kresek dalam jual-belinya.

IPAM Mengolah Mikroplastik?

Dengan ukuran 5 mm hingga 100 nanometer (0,0001 mm) sebaran MNP sudah meliputi segala sesuatu (tanah, air, udara). Sumbernya dari kain sintetis, kosmetik, peralatan sekolah - rumah tangga, pembungkus kopi, teh, sayur, buah, ikan, dan daging. Semuanya berplastik. Akibatnya, air minum pun sudah berisi MNP.

Peneliti di State University of New York, Amerika Serikat (2018) melaporkan perihal MNP di dalam air minum kemasan (AMIK). Mereka menemukan 11 merek air minum di 9 negara termasuk Indonesia berisi MNP. Sekitar 93 persen AMIK tersebut berisi MNP jenis polypropylene, nilon, polyethylene terephthalate. Di dalam satu botol ditemukan hingga 10.000 partikel plastik dengan ukuran 100 mikron (seukuran rambut) dan 6,5 mikron (diameter sel darah merah). Hasil serupa juga diperoleh di Zhe Jiang Institute, Hangzhou, China pada tahun 2021. Demikian pula penelitian di Department of Environmental Science and Policy, University of Milan, Italia pada tahun 2019. Disimpulkan dari penelitian itu bahwa sumber MNP di dalam AMIK berasal dari air baku dan dari tutup botolnya.

Apabila AMIK saja mengandung MNP maka air olahan BUMD AM pun dipastikan seperti itu karena air bakunya berasal dari sungai atau waduk. Tentu ada kekecualian apabila air bakunya dari mata air di gunung yang tidak tercemari plastik. Pertanyaannya, apakah IPAM BUMD AM mampu mengurangi konsentrasi MNP? Mayoritas IPAM adalah pengolahan konvensional dengan unit intake (bangunan sadap), prasedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi.

Intake hanyalah bangunan pengambil air tanpa fungsi pengolahan. Intake yang dilengkapi dengan barscreen (kisi jeruji) banyak menangkap botol plastik dan kresek. Bak prasedimentasi memanfaatkan gaya gravitasi untuk menyisihkan pasir dan zat padat kasar. MNP tetap melayang-layang di dalam air. Bak aerasi fokus pada reaksi oksidasi besi dan mangan. Hasilnya adalah partikel oksida besi-mangan. Sampai di sini, belum ada unit operasi-proses yang mampu menyisihkan MNP.

Koagulator dan flokulator berfungsi mereaksikan koagulan dengan koloid sekaligus menangkap padatan tersuspensi untuk pembentukan flok. Flok yang terbentuk ini memiliki daya jerat dan jerap (adsorpsi) terhadap partikel lain yang tidak bermuatan listrik. Daya jerat ini semakin besar apabila digunakan polielektrolit seperti PAC. Dalam penelitian dinyatakan bahwa MNP cenderung bermuatan negatif daripada positif sehingga koagulan alum sulfat, PAC, atau feriklorida berpotensi besar menjeratnya. Namun kinerja koagulator dan flokulator ini harus didukung oleh kinerja maksimum bak sedimentasi.

Bak sedimentasi (sedimentor) adalah unit operasi untuk mengendapkan makroflok. Namun mikroflok tidak terendapkan sehingga lolos ke filter. Benteng terakhir adalah filter. Filter mampu memisahkan mikroflok. Namun masalahnya, apakah semua MNP bisa terjerat oleh mikroflok? Ada yang tidak. Oleh sebab itu, MNP yang bebas ini lantas melewati parasitas (perviousness) pasir filter (rapid sand filter). Penyisihan bisa lebih besar apabila digunakan filter pasir lambat. Namun pembersihan filter menjadi lebih sering. Hanya saja, nanoplastik tidak bisa disisihkan oleh kedua filter tersebut. Adapun unit disinfeksi hanya mampu membunuh bakteri yang menempel di MNP. Apakah MNP bisa dihancurkan oleh kaporit atau ozon, ini perlu penelitian.  

Dapat disimpulkan bahwa penyisihan MNP bisa terjadi di proses koagulasi-flokulasi asalkan didukung oleh kinerja maksimum sedimentor. Apabila tidak maka mikroflok lolos ke filter. Maka kenerja filter pun harus maksimum dalam menyisihkan mikroflok. Tetapi, mampukah filter menyisihkan MNP yang tidak terjerat mikroflok? Jawabannya, tidak. Jika demikian, maka air olahan di reservoir dipastikan berisi MNP.

Apabila peraturan kualitas air minum berubah pada masa depan, yaitu ada persyaratan MNP, maka perlu perubahan di IPAM dan sistem distribusi. IPAM perlu dilengkapi dengan unit flotasi (MAM Edisi 318, Maret 2022). Juga perlu penerapan teknologi membran: mikrofiltrasi, nanofiltrasi, ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Sudah ada BUMD AM yang memiliki ZAMP (Zone Air Minum Prima) dengan teknologi membran (MAM Edisi 144, September 2007). Pada saatnya nanti, semua zone layanan harus sudah berubah menjadi ZAMP (potable water) agar 99% MNP dapat disisihkan.

Demikian juga sistem distribusi, tidak boleh ada pipa pecah (bocor). Pada masa depan sebaiknya IPAM dibangun di setiap zona. Desentralisasi IPAM dan sistem distribusinya menjadi solusi. Save the Earth. Save the Water.*

 

ReadMore »

12 Maret 2024

Water for Peace

Water for Peace Hari Air Dunia 2024

Gede H. Cahyana

Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI

Air dan perang adalah sebab dan akibat. Air yang dimaksud adalah air tawar yang volumenya sangat kecil dibandingkan dengan air asin. Air tawar hanya 2,53%, sisanya adalah air asin dari total volume air di dunia: 1.385.984.610 km3 (Kodoatie & Sjarief, 2010). Penyebab perang karena air adalah kelangkaan, pencemaran, ketidakadilan hak dan kewajiban, ketiadaan akses yang menimbulkan perselisihan, ketegangan dan perang antara suku, komunitas atau negara.


File pdf di Majalah Air Minum tersedia di sini.


Dalam catatan sejarah, perang karena air terjadi masif pada tahun 2500-1300 SM. Selama ratusan tahun itu pergolakan senjata timbul di Sumeria, Babylonia, lembah Nil (kini dikelola oleh 11 negara, dari Ethiopia hingga Mesir), Amazon (Brazil, Peru, Bolivia, Colombia, Ekuador), dan Rio Grande di Texas, AS atau Rio Bravo di Mexico. Di Mesopotamia bahkan sejak 6000 tahun SM penduduk setempat sudah bertikai soal air Sungai Tigris dan Euphrat. Sengketa ini terjadi sampai sekarang melibatkan Syria, Irak, Turki dan Suku Kurdi. Perang Israel dan Palestina disebabkan oleh penguasaan wilayah Palestina oleh Israel pada 1948. Juga lantaran air Sungai Jordan yang mengalir di Jordania, Syria, Lebanon. Sekitar 60% air Israel berasal dari Sungai Jordan dan hanya tiga persen area sungai tersebut masuk ke wilayah Israel (Shiva, 2003).

Masih ada puluhan konflik karena air di semua benua, minimal skala kecil antara suku di dalam satu wilayah sungai, danau, akifer. Merujuk pada unwater.org, lebih dari tiga miliar orang bergantung pada sumber air yang tinggi potensi konfliknya. Dari 153 negara yang sumber daya airnya berasal dari sumber yang sama, hanya 24 negara yang memiliki perjanjian kerjasama penggunaan air. Jumlah ini 15,7 persen dan sebagian besar, yaitu 84,3 persen rentan konflik yang sewaktu-waktu meletus, khususnya pada musim kemarau atau akibat pencemaran air limbah oleh negara di hulu sehingga merugikan negara di tengah dan di hilirnya.

Ketegangan karena air juga terjadi dalam skala mikro, antara warga bertetangga di desa. Sebuah mata air menjadi sebab perselisihan warga desa apabila tidak ada peraturan (awig-awig) atau perjanjian lembaga adat atau badan administratif bentukan pemerintah daerah. Lembaga (badan) tersebut bisa mencegah hukum rimba: yang kuat yang dapat, yang lemah yang kalah, yang perkasa yang berkuasa. Harus dihindari poor management hurts the poor most. Peran lembaga adat (badan) adalah pengelolaan air secara bijaksana, membantu orang-orang lemah ekonomi, dan mencegah banjir. Banjir bukan karena kesalahan iklim, cuaca, atau hujan. Curah hujan adalah berkah untuk semua orang tanpa memandang status sosial ekonomi.

Selain lembaga adat dan badan administratif, pemerintah juga wajib membangun sistem penyediaan air minum dan pengelolaan air baku yang adil. Pemerintah wajib menyiapkan prasarana dan sarana distribusi air irigasi dan air minum. Di dalam SPAM misalnya, hendaklah bisa membagi air ke semua pelanggan secara adil: kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan tekanan. Apabila tidak, maka konflik bisa timbul antara rumah bersebelahan yang memompa air dari pipa persil masing-masing. Begitu pula air irigasi, bisa saling merusak saluran irigasi dan galengan atau pematang sawah apabila sistem teknisnya tidak mampu membagi air secara adil. Keadilan adalah kearifan lokal masyarakat, misalnya Subak di Bali atau Mitra Cai di Jawa Barat.

“Perang” juga terjadi antara pabrik air minum kemasan (AMIK) dan sesama depot air minum kemasan ulang (AMIKU). AMIK mulai dikenal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung pada tahun 1980-an. Dua dekade kemudian bermunculan AMIKU. Ini pun hanya di kota-kota besar karena paket pengolahan AMIKU relatif mahal. Namun sekarang AMIKU ini sudah sampai ke desa-desa di perbukitan. Dengan anggaran 2,5 juta rupiah warga sudah bisa membeli produk filter membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi atau reverse osmosis. Ini menjadi bisnis tambahan bagi warga desa untuk memasok air siap diminum. Juga lantaran di desa-desa belum tersedia jaringan pipa BUMD AM. 

Damai Harmoni

Demikian faktanya, air bisa mengakibatkan perang skala besar, kecil dan mikro. Air juga mempengaruhi ketahanan pangan (food) dan sebagai sumber energi (energy). Saat ini food, energy, water (FEW) dalam kondisi langka. Perdamaian dan kedamaian mustahil terwujud apabila FEW sulit diperoleh dan mahal harganya. Dalam konteks Hari Air Dunia, 22 Maret 2024, air diharapkan menjadi alat perdamaian dalam makna hakiki, yaitu tiada perang akibat air dan dalam makna majazi, yaitu ketenangan-kedamaian hati, harmoni karena memiliki air untuk kebutuhan harian dan makan-minum untuk kesehatan tubuh.

Tubuh manusia terdiri atas banyak sel dan 65% - 75% sel adalah air. Penerima Nobel bidang Kimia 2003, Peter Agre Roderinck dan MacKinnon menyatakan bahwa air di dalam sel melewati saluran yang selektif terhadap ion. Mekanisme ini menghasilkan air murni dan menahan ion garam natrium. Saluran di dalam sel tersebut seperti jaringan pipa air minum tetapi dindingnya kasar dan dimensinya bervariasi. Lantaran air di dalam sel inilah manusia bisa tumbuh besar, berpikir dan bekerja. Apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan air (cairan) dapat berefek buruk (sakit) pada tubuh manusia. Tampak bahwa air bisa mewujudkan perdamaian dan kedamaian hati manusia sehingga air disebut tirtha nirmala, tirtha kamandalu, amrta njiwani (Sansekerta), maaul hayat (Arab), nectar-ambrosia (Yunani), the elixir of life, the liquid of life (Inggris), air suci (Indonesia). (Cahyana, 2004).

Hal tersebut dikuatkan oleh Qur’an (Al Anbiyya: 30), “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” Ada 63 kali kata air dan sungai disebut di dalam Qur’an (Othman & Doi, 1992). Begitu pun agama Kristen (Katolik), pada kegiatan ritual baptis selalu tersedia air. Di dalam agama Hindhu di India kesakralan air Sungai Gangga dengan 108 nama indahnya bisa disaksikan dalam ritual Kumbh Mela, sebuah ritual yang dihadiri oleh 30-an juta orang (Shiva, 2003).

Namun demikian, perdamaian dan kedamaian rentan terganggu karena pada saat ini sekitar 3,2 miliar orang hidup di lahan pertanian yang sulit air. Tidak kurang dari 73% orang di Asia terdampak buruk akibat krisis air. Menurut WHO paling sedikit 884 juta orang sulit memperoleh air minum aman. Akibatnya, kematian anak-anak karena penyakit menular lewat air seperti diare mencapai 2.195 anak perhari, lebih banyak daripada total kematian akibat AIDS, malaria, dan campak.

Akhirnya, political will pemerintahan di semua negara menjadi penentu apakah air akan mengakibatkan perang ataukah menjadi alat perdamaian dan melahirkan kedamaian harmoni. Water for Peace. *

Daftar Pustaka

1. Cahyana, G. H (2004), PDAM Bangkrut, Awas Perang Air, Sahara Golden Press, Bandung

2. Kodoatie, R. J., Sjarief, R (2010), Tata Ruang Air, CV Andi, Yogyakarta.

3. Othman, A. H., Doi A. R (1992). Islamic Principles of Environment and Development, Thought and Scientific Creativity, Vol. 3, No. 3., Malaysia.

4. Shiva, V (2003), Water Wars, Insist Press-Walhi, Yogyakarta.

5. https://www.unwater.org

ReadMore »

29 Februari 2024

Wisuda 29 Februari 2024

Wisuda 29 Februari 2024

Sudah berkali-kali saya hadir di dalam acara wisuda kampus ITA, UK, UKRI. Setiap momen tersebut, selalu terharu melihat alumni semua prodi, terutama ketika mereka hadir bersama bapak-ibunya, atau bapaknya saja, atau ibunya saja atau dengan saudara-saudaranya, datang dari dalam kota dan luar kota. Terlebih lagi datang dari luar Jawa. Ada yang dari Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dari Kota-Kabupaten Bandung, dari luar kota Bandung seperti Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Purwakarta, dari Jawa Tengah, dari Kalimantan, NTT, dari Papua. Bahkan ada alumni TL yang dari Timor Leste atau Timor Timur. 

Alumni Teknik Lingkungan dari Timor Leste ini ada 3 orang. Ditulis di sini karena mahasiswa yang berasal dari luar negeri memperoleh credit point plus di dalam borang akreditasi. Ada nilai tambahnya. Mereka bertiga termasuk fasih berbahasa Indonesia. Tema skripsi atau TA-nya adalah desain distribusi air minum dan dua orang lainnya bertema persampahan. Sebaran tema TA tahun ini sudah luas, mulai dari K3, udara, kesehatan lingkungan, sampah, B3, hidrogeologi, air minum, air limbah, drainase baik penelitian maupun desain. Sudah ada beberapa orang yang bilang dan sudah pula ada yang meminta surat rekomendasi untuk melanjutkan sekolah ke pascasarjana, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Semoga niat yang baik ini membuahkan cita-cita keberhasilan di masa depan. 

Pada tahun kabisat ini jumlah wisudawan adalah 348 orang dan dilaksanakan di Trans Luxury Hotel Ballroom di Jln. Gatot Soebroto, dekat kampus UKRI. Wisuda ini dihadiri oleh Ketua Yayasan, yaitu Pak Prabowo Subianto, presiden terpilih periode 2024-2029. Pak Prabowo sudah beberapa kali hadir dalam acara wisuda, termasuk waktu acara wisuda di Hambalang pada masa Pak dr. Boyke (alm.) sebagai rektor. Banyak tamu undangan yang hadir, baik dari kalangan rektor kampus lain, kepala LLDIKTI IV, Prof. Dr. Samsuri, ketua DPRD Jawa Barat, Kapolda, TNI, politisi, dan tentu saja orang tua wisudawan/wati. Setelah sambutan Ketua Senat: Prof. Soedrajat Djiwandono, lalu rektor: Prof. Dr. Ir. Sufmi Dasco, S.H., M.H, dilanjut oleh sambutan Jenderal Purn. Prabowo Subianto.

Dalam sambutan kurang lebih 40 menit, sebagai Ketua Yayasan UKRI, Pak Prabowo menyatakan bahwa kemajuan bangsa dilandasi oleh kemajuan perguruan tinggi. Harus dikembangkan terus Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Oleh sebab itu, sejak bernama ITA yang berbasiskan fakultas teknik (FTSP dan FTI), lantas berubah menjadi Universitas Kebangsaan dengan penambahan fakultas ilmu-ilmu sosial, sastra-bahasa, ekonomi (manajemen) dan kini bertambah fakultas MIPA, dengan prodi fisika dan matematika. Semua fakultas berlokasi di jalan Terusan Halimun No. 37 dan bertambah pula luas kampus menjadi lebih dari 10.000 m2 dengan penambahan lahan di bagian timur kampus. 

Acara berlangsung lancar dan meriah. Terima kasih untuk semua panitia wisuda, para pelaksana acara yang sibuk menyiapkan agar prosesi wisuda berlangsung maksimal. Terima kasih kepada Pak Rektor, para wakil rektor, para dekan, dan kaprodi, dan para dosen yang sudah membimbing mahasiswa sehingga tuntas kuliahnya dan menjadi sarjana. 

Untuk alumni, banyak-banyaklah berterima kasih kepada orang tua, kepada bapak-ibu yang melahirkan, baik yang masih ada maupun yang sudah meninggal. Orang tua tetaplah orang tua yang senantiasa disayangi, dihormati. 

Selamat lulus menjadi sarjana dan kembali lagi menjadi “mahasiswa” di UK (Universitas Kehidupan) serta bekerja untuk mengisi hari-hari ke depan.*



ReadMore »

15 Januari 2024

Tahun Optimistis Pengembangan Air Minum dan Sanitasi

Tahun Optimistis Pengembangan Air Minum dan Sanitasi

Angka tahun berubah. Sekarang sudah Januari 2024. Pada tahun ini Indonesia akan memiliki pemerintah baru, yaitu presiden dan wakil presiden baru. Kabinet juga boleh jadi diisi oleh orang-orang baru yang sedikit-banyak akan berimbas pada BUMD AM (Perumda AM, Perseroda AM atau PDAM), Perpamsi dan warga negara Indonesia umumnya.

Namun demikian, merujuk pada pasal 33 UUD 1945, ada tiga sumber daya alam (SDA) yang akan tetap menjadi primadona di setiap pemerintahan. Tiga SDA tersebut dikenal dengan singkatan FEW: food, energy, water. Yang dimaksud water adalah air minum dan sanitasi (Amsan) atau water and sanitation (Watsan). Kualitas air minum dan sanitasi yang layak dan aman bagi seluruh rakyat Indonesia perlu ditingkatkan. Tidak sekadar meningkatkan jumlah pelanggannya tetapi juga kualitas dan kontinyuitas (kesinambungan) layanannya.

Empat Pilar

Untuk meningkatkan Amsan yang aman diperlukan peran sinergis empat pilar, yaitu (1) Pemerintah (Kementerian Dalam Negeri, PUPR, Keuangan dan pemerintah daerah), (2) Perumda AM dan Perpamsi, (3) Prodi Teknik Lingkungan dan Bakerma TL, dan (4) IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan & Lingkungan Indonesia) dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia). IATPI misalnya sudah mencanangkan program pengurusan sertifikasi profesi tanpa biaya untuk dosen Teknik Lingkungan (TL) dengan latar pendidikan sarjana Teknik Penyehatan, Teknik Lingkungan, Teknik Kimia. Program yang dirilis oleh ketua IATPI periode 2023-2027, yaitu Endra S. Atmawidjaja, S.T., M.Sc., DEA., IPU bertujuan meningkatkan jumlah tenaga ahli TL yang berkecimpung di perusahaan jasa konsultan, supervisi, dan konstruksi.

Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini sejalan dengan visi IATPI, yaitu membina dan mengembangkan profesi TL demi kepentingan rakyat Indonesia, agar dapat mewujudkan paktik model baru rekayasa lingkungan, pendidikan tinggi dan penguatan riset. Selaras dengan SDG’s, kebutuhan tenaga ahli bersertifikat terus meningkat, tidak hanya di sektor pekerjaan konvensional yang menjadi kompetensi inti (core) keahlian di bidang Amsan tetapi juga sudah masuk ke sektor minyak, gas, tambang, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan mitigasi bencana akibat perubahan iklim dengan memanfaatkan artificial intelligence dan big data.

Program perbanyakan tenaga ahli bersertifikat ini menjadi awal peningkatan kuantitas sebelum menuju ke peningkatan kualitas. Merujuk pada data IATPI hingga 30 Oktober 2023, hanya tercatat 2.073 orang yang memiliki sertifikat keahlian TL. Perinciannya adalah ahli Teknik Lingkungan sejumlah 1.090 orang, ahli Air Minum 616 orang, dan ahli Teknik Sanitasi dan Limbah 367 orang. Namun data ini perlu dicek kembali karena boleh jadi satu orang sarjana memiliki SKA lebih dari satu keahlian. Bisa diduga jumlah tenaga ahli bersertifikat kurang dari 2.073 orang.

Angka 2.073 orang tersebut memberikan makna bahwa hanya sedikit lulusan Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan yang memiliki sertifikat keahlian. Pada awal tahun 2024 ini ada 110 prodi Teknik Lingkungan dan variasi nama serumpunnya . Apabila setiap prodi meluluskan 10 orang pertahun maka kurang lebih ada 1.100 orang lulusan pertahun. Perlu kerjasama untuk mendata lulusan TP, TL, RIL (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan) di Indonesia. Bakerma TL bisa menjadi solusi dengan merilis secara rutin jumlah lulusan setiap tahun. Bakerma TL juga bisa menjadi pengembang kurikulum agar up-to-date dengan tetap berpijak pada historical based competence di bidang Amsan. Pengembangan kurikulum melibatkan prodi TL, pengurus Bakerma TL, Dikti Kemendikbudristek, IATPI, dan PII: berkaitan dengan relasi sertifikat keahlian dan profesi insinyur.

Bakerma TL, dalam hal ini ketua barunya, sudah menyampaikan program kerja pada saat Munas di Universitas Hasanuddin Makassar, 14-15 Desember 2023. Ketua lama Bakerma TL Dr. Benno Rahardyan, S.T., M.T (TL ITB) memberikan estafet kepemimpinan kepada Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.E.S., M.Sc., Ph.D. Materi bahasan ketua baru IATPI dan ketua baru Bakerma TL di dalam Munas tersebut memiliki spirit sama dalam memajukan prodi TL dan tenaga ahli atau insinyur profesional. Pada saat yang sama Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPU juga menjadi Ketua Umum BKTL-PII sehingga dapat memperkuat relasi tripartit institusi tersebut. Tripartit ini dapat meningkatkan kuantitas tenaga ahli dan meningkatkan kualitasnya dengan raihan sertifikat keahlian dan pendidikan Program Profesi Insinyur.

Meskipun belum semua anggota Bakerma TL memiliki kurikulum yang berpedoman pada LAM Teknik, beberapa prodi sudah memasukkan basic sciences (matematika, fisika, kimia) dengan bobot 24 SKS dan melaksanakan mata kuliah berbasis Capstone Design (CD). Uniknya, meskipun baru dikenalkan dan banyak prodi yang belum melaksanakannya, CD sudah dilombakan di Munas Makassar dan menjadi lomba pertama dalam sejarah Bakerma TL. CD adalah kulminasi pengalaman belajar mahasiswa selain mata kuliah Tugas Akhir. Materi CD bertema desain di bidang pengelolaan dan pengolahan air minum, air limbah, K3 di instalasi pengolahan air, reduksi pencemaran udara, dan teknik pembuangan akhir sampah dan limbah B3. Perlu dicoba tema lain di bidang mitigasi bencana akibat perubahan iklim dan menyiapkan dosen pengampunya yang berkompeten.

Selanjutnya, nilai manfaat CD akan diterima oleh Perumda AM karena lulusan TL, baik yang bersertifikat keahlian maupun tidak, sudah memperoleh pengalaman desain selama kuliah selain menulis Tugas Akhir. Namun demikian, untuk peningkatan kualitas lulusan, pada masa depan persyaratan lowongan kerja di Perumda AM bisa menyertakan seleksi profesi dan kepemilikan sertifikat keahlian. Perumda AM dan Perpamsi bisa bersinergi dengan dua pilar tersebut dalam upaya menguatkan manfaat ilmu dan teknologi untuk meningkatkan layanan air minum. Perpamsi pun dapat mengoordinasikan kegiatan untuk membahas materi pengembangan air minum dan sanitasi khususnya Perumda AM yang juga mengelola air limbah.

Terakhir adalah peran pemerintah, khususnya Kemendagri, PUPR dan Keuangan serta pemerintah daerah. Tiga kementerian ini selalu berkaitan dengan Perumda AM. Peraturan dan administratif Perumda AM dirilis oleh Kemendagri, sedangkan perencanaan (master plan, FS, DED) dan rekayasa dirilis oleh PUPR. Adapun pendanaan, hibah dan penguatan anggaran menjadi tugas Kementerian Keuangan RI. Demikian pula peran pemerintah daerah dalam menguatkan perusahaan daerah masing-masing.

Tahun Optimistis

Pada tahun 2024 ini Bakerma TL memiliki peran dalam mengonsolidasikan 110 prodi TL dan serumpunnya. Pertumbuhan pesat prodi ini mencirikan kebutuhan lulusan TL semakin besar. Semakin besar pula kebutuhan insinyur profesional dan memiliki sertifikat keahlian. Besarnya peran insinyur TL dalam pembangunan Amsan dikuatkan oleh kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18 – 24 Mei 2024 dengan tema Water for Shared Prosperity.

IATPI sudah membuka pelibatan anggota Bakerma TL untuk berpartisipasi sebagai peserta dan pemateri. Insan air minum dari BUMD AM (Perseroda, Perumda AM) dan Perpamsi tentu hadir juga di dalam perhelatan internasional tersebut. Inilah yang menjadikan tahun 2024 sebagai tahun optimistis dalam pengembangan Amsan atau Watsan di Indonesia. *

ReadMore »

7 Januari 2024

Telegram Oh Telegram Cape Dech

Telegram Oh Telegram

Isu ini tentu bukanlah telegram yang pernah hadir dan menjadi alat komunikasi pada masa sebelum tahun 2010-an. Dulu, pada tahun-tahun sebelum 2010, sebelum masif komunikasi lewat Facebook, SMS, dan sejenisnya, telegram adalah sarana komunikasi yang cepat dibandingkan dengan surat kilat lewat Kantor Pos. Telegram waktu itu adalah komunikasi singkat-ringkas, biasanya dalam dua atau tiga kalimat dan biayanya relatif mahal dibandingkan dengan surat kilat (dengan prangko mahal/kilat, bukan pranglo biasa). Yang saya maksud di sini adalah telegam dengan huruf T yang KAPITAL.


Betul. Saya sudah dua kali daftar ke akun Telegram. Tetapi dua nomor saya tersebut kena
banned. Padahal baru saja mengirimkan satu message ke teman. Message ini berkaitan dengan sertifikasi IATPI. Karena tidak berhasil membuka akun lagi, lantas saya daftar menggunakan nomor satunya lagi. Eh… kena banned juga. Tidak berapa lama setelah mengirimkan message kepada seorang teman juga. Aneh bin Enah. Apa saya ini dikira penjahit kelas kikip oleh Telegram? Ampun dech.

Telegram…. Telegram…. Kamu makin Tele (jauh) saja dariku. Juga makin Gram (berat) saja bagiku untuk memiliki akunmu. Kalau kubeli lagi nomor baru dan daftar lagi terus kena banned lagi… cape dech. 

Upaya membuka banned juga sudah dilakukan. Sudah browsing, searching cara memulihkan dan lolos dari jebakan banned tetapi tetap saja gagal. Telegram bergeming dengan keangkuhannya.

Angkuh. Sebuah media memiliki setting yang seperti itu, sensitif dan tidak friendly.

Telegram…. Ohh Telegram. Cape dech.*

 

ReadMore »

29 Desember 2023

Munas Bakerma TL di Univ. Hasanuddin Makassar

Munas Bakerma TL di Univ. Hasanuddin Makassar

Pandemi Covid-19 menjadi sebab utama penundaan palaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Bakerma Teknik Lingkungan. Sedianya diadakan pada tahun 2020 tetapi baru terlaksana pada tahun 2023. Bulan Desember dipilih karena diasumsikan kegiatan akademik seperti perkuliahan, seminar mahasiswa dan sidang skripsi atau tugas akhir sudah berakhir. Faktanya memang demikian, tetapi mayoritas di kampus negeri. Sedangkan di kampus swasta, mayoritas atau bahkan hampir semua kampus swasta masih berkegiatan.

Tampak Hotel Unhas di latar belakang spanduk Munas Bakerma

Ketua baru dan lama Bakerma, pemenang lomba dan para juri.

Ruang seminar di kampus II di Kab. Gowa

Munas yang diselenggarakan di kampus Universitas Hasanuddin ini termasuk meriah atau paling meriah di antara Munas lainnya. Ruang Convention Hall di Hotel Unhas begitu nyaman dan sound system-nya mencerminkan penerapan aspek fisika bangunan yang sudah baik. Nyaris tidak ada gaung atau gema di dalam ruang tersebut. Microphone juga tidak ngejuittt…iiittt. Hidangan ringan dan hidangan berat juga berkelas hotel berbintang. Sambutan rektor, dekan, dosen TL juga meriah. Apalagi mahasiswanya, tampak dari wajahnya yang gembira, semangat, antusias. Mahasiswa yang menjadi
guide yang menemani rombongan keliling kampus Gowa pun fasih menjelaskan prasarana dan sarana kampus II tersebut.

Munas yang berlangsung dua hari tersebut membahas sejumlah hal penting yang menjadi isu utama di bidang pengembangan prodi Teknik Lingkungan di Indonesia. Tulisan formal yang berbentuk opini dikirimkan ke Majalah Air Minum untuk diterbitkan pada edisi Januari 2024. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dewan Redaksi MAM, khususnya Pak Ahmad Zazili dan tentu saja kepada sahabat saya, Pemimpin Redaksi Pak Agus Sunara. Majalah Air Minum ini adalah majalah yang dalam tanda kutip, bisa mewakili dan merepresentasikan keilmuan bidang TP-TL. Perpamsi juga menjadi wadah PDAM yang kini berubah menjadi Perumda atau Perseroda AM (BUMD AM).

Bagusnya juga, di dalam Munas Bakerma TL selanjutnya, Perpamsi juga diundang karena ada PDAM atau BUMD AM yang mengelola air limbah selain air minum, dua bidang keilmuan TL dan serumpunnya yang bisa menjadi terapan untuk Capstone Design. Bidang persampahan juga bisa diundang, misalnya PD Kebersihan atau Dinas Kebersihan yang dinyatakan berhasil dalam pengelolaan sampah dalam skala lokal dan regional. Termasuk kalangan industri atau pabrik yang sukses dalam pengelolaan air limbah dan sampah termasuk limbah B3. Bahkan bisa diundang juga kalangan yang berkecimpung di dalam mitigasi bencana akibat perubahan iklim.

Tentang Capstone Design, di dalam Munas Makassar juga diadakan lomba Capstone Design. Pesertanya adalah ITB, Unhas, Brawijaya, Univ. Pertamina, Itenas Bandung, UII Yogyakarta, Univ. Mulawarman, Univ. Jember, Univ. Andalas, Univ. Presiden. Tidak banyak yang ikut lomba ini karena mata kuliah Capstone Design ini termasuk baru bagi mayoritas anggota Bakerma. CD adalah kulminasi ilmu, teknologi, dan kemampuan mahasiswa dalam bidang perancangan. Penilaian lomba dilaksanakan oleh tiga orang juri secara independen.

Adapun materi yang disampaikan di dalam Munas dapat diunduh di dalam link google drive. Materi ini sebaiknya dibaca oleh dosen TL-Kes. Mas, alumni TP-TL, kalangan mahasiswa Teknik Lingkungan dan Ilmu Lingkungan, juga oleh mahasiswa di Prodi Kesehatan Masyarakat, akademi teknologi sanitasi, dan yang serumpun.

https://drive.google.com/drive/folders/1cQ3o0anrO4hDYDHsIzUTIbfRZyWgA6tF?usp=sharing


ReadMore »

12 Oktober 2023

Strategi Teknis 3 Juta Sambungan Rumah

Strategi Teknis 3 Juta Sambungan Rumah

Oleh Gede H. Cahyana
Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI

Pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pasal tersebut membahas sumber daya alam (SDA), kepemilikan dan peruntukannya. Pada saat ini ada tiga jenis SDA yang kondisinya semakin kritis, yaitu makanan, energi, air. Tiga SDA tersebut biasa disingkat FEW: Food, Energy, Water. Disebut kritis karena kuantitasnya terus berkurang sedangkan jumlah penduduk terus bertambah sehingga rasio SDA terhadap jumlah penduduk semakin kecil.


Khusus sumber daya air, yang dimaksud adalah air untuk kebutuhan pertanian dan perkebunan serta air baku yang diolah menjadi air bersih untuk industri dan komersial serta air minum untuk kebutuhan domestik. Perihal air minum, khususnya air minum yang dialirkan di dalam pipa oleh BUMD AM, cakupan aksesnya masih rendah. Akses air minum perpipaan Indonesia pada tahun 2022 sekitar 19,47%. Pada medio 2023 mencapai 22,69%. Capaian ini di bawah target nasional 30% pada tahun 2024. Merujuk pada RPJMN 2020-2024 target penambahan sambungan rumah (SR) adalah 10 juta unit. Capaian pada akhir tahun 2023 diperkirakan 3,8 juta unit yang berarti masih kurang 6,2 juta unit.
 
Selama satu dekade ini, rata-rata penambahan sambungan rumah (SR) kurang lebih 600.000 unit pertahun. Untuk mendekati target 30% pemerintah berencana mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Peningkatan PAM Perkotaan. Targetnya adalah tiga juta SR atau lima kali lipat rata-rata capaian tahunan. Akankah target tersebut tercapai dalam kurun satu tahun ke depan? Apa saja yang mesti dilakukan agar penambahan SR dapat semaksimal mungkin? Ada dua parameter yang berpengaruh pada capaian target SR, yaitu teknis dan non-teknis (administratif). Artikel ini fokus pada strategi teknis. Capaian target juga dipengaruhi oleh empat kondisi, yaitu kesempatan, semangat, kemauan, kemampuan.
 
Inpres adalah kesempatan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menambah SR. Semangat adalah kecerdasan emosi yang diwujudkan dalam bentuk program pembangunan prasarana dan sarana air minum, mulai dari sumber air, IPAM, transmisi, distribusi, dan pelayanan. Demikian pulau kemauan baik (goodwill) pemerintah daerah dan BUMD AM untuk meluaskan layanan air minum kepada masyarakat. Hendaklah pemerintah daerah mau mengambil kesempatan tersebut dengan cara merilis peraturan bupati atau walikota sehingga tersedia payung hukum dan anggaran. Yang terakhir adalah kemampuan, yaitu kemampuan rekayasa SPAM dan kemampuan kekaryaan insan BUMD AM dalam manajemen administrasi, operasi dan perawatan instalasi (operation-maintenance).
 
Strategi Teknis
Ada beberapa persyaratan untuk memperoleh dana Inpres yang disebut kriteria kesiapan (readiness criteria) di antaranya adalah BUMD AM sudah memiliki daftar tunggu calon pelanggan, tersedia studi kelayakan (feasibility study) air baku, tersedia desain teknik perinci (Detailed Eengineering Design), tersedia jaringan distribusi mikro yang layak, tersedia lahan bebas sengketa dan memiliki kapasitas sedia (idle capacity) yang signifikan agar tidak sekadar tercapai jumlah SR-nya tetapi juga keamanan, kenyamanan, kesehatan dan kepuasan pelanggan.
 
Untuk meningkatkan efisiensi program maka pemerintah daerah dan BUMD AM selayaknya segera melakukan evaluasi dan validasi data teknis SPAM. Data yang tercatat harus sinkron dan absah dengan kondisi lapangan seperti data sumber air (kapasitas, kualitas termasuk variasinya, pemanfaatan eksisting, izin pemanfaatan untuk BUMD AM, perlindungan sumber air), desain lengkap bangunan sadap (intake, atau broncaptering untuk mata air artesis), evaluasi desain IPAM, evaluasi transmisi-distribusi (diameter pipa dan tekanan sisa), evaluasi lokasi reservoir untuk penerapan sistem zone (zoning system) dan pengecekan semua peralatan mekanikal-elektrikal, terutama pompa air baku, blower, compressor, aerator, scraper, mixer, flocculator blade, dosing pump, back-wash pump, dan instalasi pipanya.
 
Evaluasi kembali desain unit proses-operasi khususnya instalasi yang kapasitas pengolahannya diperbesar atau uprating. Kerapkali terjadi uprating diterapkan pada unit sedimentasi dengan cara memasang tube settler tanpa modifikasi filter. Andaipun sedimentor mampu mengolah tambahan debit tanpa penurunan kualitas tetapi masalah akan timbul di unit filter. Bisa jadi filter tidak mampu mengolahnya karena tidak disiapkan filter tambahan sehingga memperbesar kecepatan filtrasi (superficial velocity) yang mengakibatkan penetrasi flok semakin dalam, kekeruhan filtrat bertambah, efisiensi berkurang, pencucian (back-wash) semakin sering yang berarti semakin banyak membuang air bersih, dan endapan di reservoir semakin banyak. Uprating tidak selalu bisa diterapkan di IPAM yang kekeruhan air bakunya fluktuatif. Apalagi IPAM paket baja karena lebih bermasalah, tidak leluasa dalam modifikasinya. Untuk IPAM yang seperti ini perlu disiapkan pipa pengalih (by-pass) agar pada saat darurat (emergency) beban pengolahan bisa diatur kembali sesuai dengan kriteria desain dan sebaiknya dibangun unit proses-operasi yang baru di sebelahnya.
 
Selajutnya adalah evaluasi zone distribusi. Perlu dicek kembali agar pelanggan di lokasi terjauh masih bisa memperoleh air dengan tekanan sisa (residual head) normal atau minimal 5 meter kolom air. Tujuan pengecekan ini adalah untuk menghindari pemasangan SR yang asal pasang tetapi pelanggan tidak memperoleh air yang memenuhi kriteria K3T: kuantitas, kualitas, kontinyuitas, tekanan sisa. Dalam praktiknya di lapangan, terutama di daerah layanan yang baru dikembangkan oleh BUMD AM, pola perpipaan distribusinya adalah cabang (branch system) karena terkendala dana dan keadaan topografis setempat. Sistem cabang ini dapat menyulitkan perataan distribusi air. Pelanggan yang berdekatan bisa saja mendapatkan air yang berbeda kondisinya, yang satu airnya mengalir besar, yang lain airnya mengalir kecil atau bahkan tidak mengalir.
 
Evaluasi terakhir adalah azas keadilan. Hal ini perlu diperhatikan karena selaras dengan spirit pelayanan yang baik. Jangan sampai terjadi, target pemasangan jumlah SR tercapai tetapi tidak bisa dimanfaatkan optimal oleh masyarakat akibat kriteria K3T tidak terpenuhi. Secara bisnis hal ini pun merugikan BUMD AM karena konsumsi air oleh pelanggan menjadi sedikit yang berarti income BUMD AM juga sedikit. Bisa pula terjadi, pelanggan menggugat atau memberitakannya di media sosial yang menimbulkan citra negatif bagi BUMD AM.
 
Apabila semua pemerintah daerah dan BUMD AM melakukan evaluasi, validasi kemudian rehabilitasi atau konstruksi baru IPAM dan sistem distribusinya termasuk menyiapkan reservoir di sistem zonenya maka capaian tiga juta SR menjadi sangat mungkin dalam rentang waktu satu tahun dan tercapai pula kriteria K3T. SR yang optimal K3T-nya.
 
Demikian beberapa strategi teknis yang dapat dilakukan oleh BUMD AM untuk menyambut hibah peningkatan SR agar tercapai tujuan penyediaan air minum, yaitu masyarakat bisa menjalani kegiatan sehari-hari secara sehat dan higienis.*
ReadMore »

1 September 2023

Polusi Udara dari Sarimukti

Polusi Udara dari Sarimukti
Oleh Gede H. Cahyana
Pengamat Lingkungan Universitas Kebangsaan RI


Setelah lomgsor, kini TPA Sarimukti terbakar. Ada tiga jenis pencemar udara yang berkaitan dengan TPA Sarimukti. Yang pertama adalah pencemar rutin. TPA yang menampung sampah dari empat kabupaten dan kota di cekungan Bandung ini setiap detik melepaskan pencemar udara. Jutaan ton pencemar udara seperti karbondioksida, metana, belerang dan nitrogen oksida dilepaskan ke udara Bandung setiap tahun. TPA sampah adalah “pabrik” gas rumah kaca yang mampu mengalahkan gas rumah kaca yang dilepaskan penduduk Jakarta.
 
Yang kedua adalah polusi udara karena kebakaran TPA Sarimukti. Gas yang dilepaskan ke udara tidak hanya berjenis formaldehida, asam sianida, asam sulfida, nitrogen oksida tetapi juga berisi abu dengan uap logam berat, dioksin, furan dan jelaga yang kaya asam klorida dan fluorida. Abu ini mudah masuk ke paru-paru karena berukuran 1 – 2 mikron. Abu ini juga berisi timbal, merkuri, kadmium yang berasal dari sampah wadah cat, kaleng, baterei, aluminum, seng. Asap bakaran sampah dapat memperburuk komplikasi pernapasan bagi penderita asma dan sakit paru lainnya.
 
Yang ketiga adalah polusi dari tumpukan sampah di bak sampah warga dan TPS. Bisa dipastikan akan terjadi lagi lautan sampah di Bandung raya. Ratusan truk yang sudah antri masuk ke TPA Sarimukti terpaksa kembali ke pool-nya sambil membawa sampah. Pada saat bersamaan sampah terus bertambah di bak sampah warga, pasar, perkantoran, industri kecil dan menengah. Kegiatan ekonomi terus berlanjut sambil terus menimbulkan sampah setiap hari. Bak sampah dan TPS akan berubah seolah-olah seperti TPA.
 
Semua gas pencemar udara yang terjadi rutin setiap hari di TPA akan terjadi juga di bak-bak sampah warga dan di TPS. Bak sampah kecil seluas setengah meter persegi di rumah warga seolah-olah berubah menjadi lahan TPA. Apabila ada satu juta bak sampah maka luasnya menjadi 500 ribu meter persegi atau 50 hektar. Belum lagi ditambah sampah di semua TPS dan lahan kosong tepi jalan yang dijadikan tempat liar (ilegal) pembuangan sampah.



Sebab kebakaran
Informasi yang beredar, penyebab kebakaran adalah puntung rokok. Bisa betul, bisa juga salah. Sebab lainnya adalah ceceran bahan bakar dari truk sampah dan alat-alat berat. Juga bisa karena panas matahari yang menimpa benda yang mudah terbakar atau karena terjadi efek suryakanta (luv), yaitu lensa cembung yang memfokuskan cahaya matahari ke sampah kering sehingga terbakar. Timbunan gas metana di dalam sel sampah juga bisa memantik api. Bisa juga akibat sambaran petir, tetapi ini terjadi kalau akan hujan saja. Pantikan api yang kecil saja, apabila ditiup angin maka apinya cepat membesar. Boleh jadi ada lagi sebab-sebab lainnya.
 
Sebab-sebab kebakaran tersebut akan membedakan cara penanggulangan dan rehabilitasinya. Puntung rokok atau efek suryakanta biasanya menyebabkan kebakaran di permukaan sampah. Kebakaran jenis ini bisa ditanggulangi dengan menyemprotkan air secara terus-menerus dari mobil pemadam kebakaran atau menggunakan foam (busa) dan senyawa kimia yang ditaburkan dari pesawat atau helikopter seperti pemadaman kebakaran hutan yang sedang terjadi di Hawaii dan Kanada.
 
Yang kedua adalah kebakaran bawah permukaan TPA. Ini sulit dipadamkan karena serupa dengan kebakaran di lahan gambut seperti di Kalimantan. Api akan selalu muncul semasih proses pembentukan gas metana terus berlangsung. Kebakakaran bawah permukaan ini berdampak buruk pada sistem pelapisan dasar TPA (geotextile dan geomembrane) dan sistem drainase air lindinya. Rehabilitasinya sulit dan mahal. Itu sebabnya, mencegah kebakaran lebih mudah dan murah daripada memadamkan kebakaran. Pencegahan itu dimulai sejak awal pembuatan TPA dengan memasang sistem pelapis dasar, sistem drainase lindi dan sistem ventilasi gas metana.
 
Opsi solusi
Kebakaran sampah lebih sulit ditanggulangi dalam kondisi cuaca panas dan angin kencang. Semasih ada sampah kering maka api akan tersulut dan membesar. Api akan mati setelah massa sampah habis terbakar menjadi abu. Oleh sebab itu, api harus dilokalkan, dicegah jangan sampai meluas secara horizontal. Namun bisa juga terjadi, api justru menjalar vertikal ke sel sampah di bagian bawah, terutama karena ada gas metana. Gas yang mudah terbakar ini bisa memantik ledakan dan melemparkan semua material timbunan seperti batu, berangkal, kerikil, pasir, kaca.
 
Solusinya adalah dengan mengurangi aliran oksigen ke sel-sel sampah dengan cara menutup permukaan sampah dengan tanah dan menutup pipa ventilasi yang terhubung dengan sistem drainase lindi. Dengan mengerahkan buldoser dan excavator, penjalaran api bisa dihambat dengan membuat gunungan tanah atau sampah basah. Dalam jarak 500 meter dari lokasi kebakaran, gunungan tanah bisa dibuat untuk menghambat laju kebakaran. Untuk pencegahan, blok-blok sampah bisa dibangun sebagai pemisah dengan sampah kering. Perlu dibuatkan ventilasi agar gas metana tidak terkumpul tetapi mengalir ke atmosfer atau dibakar menjadi energi listrik.
 
Solusi jangka pendeknya, alihkan sampah di Kota Bandung dan sekitarnya ke lokasi sementara. Setiap kecamatan diupayakan memiliki lokasi penampungan sementara sampah selama darurat kebakaran. Upayakan semua karyawan TPA dan pemulung dilarang merokok di TPA. Lengkapi TPA dengan teknologi pemadaman kebakaran. Solusi jangka panjangnya adalah sinkronisasi kerja antara regulator dan operator pengelola sampah dengan masyarakat agar prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) bisa terlaksana. *

ReadMore »

11 Agustus 2023

Integrasi Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Integrasi Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Oleh Gede H. Cahyana
Pengamat Air dan Sanitasi Universitas Kebangsaan RI
Terbit di Majalah Air Minum Edisi Agustus 2023
 
Air minum dan air limbah seperti dua sisi mata uang, yang satu bisa menjadi sumber daya bagi yang lain. Wastewater for one is added value for another. Secara alamiah semua air permukaan termasuk air limbah bisa diubah menjadi air minum dengan cara penguapan oleh sinar matahari. Begitu pula secara ilmiah dengan bantuan teknologi, semua air baku dan air limbah bisa dijadikan air minum. Air minum ini lantas menjadi air limbah lagi, baik air limbah fekal (black water) maupun non-fekal (grey water).

Berkaitan dengan pengelolaan air minum dan air limbah tersebut, ada empat komponen utama, yaitu sistem produksi, distribusi, koleksi, dan pengolahan air limbah. Kerterkaitan komponen tersebut memunculkan wacana agar pengelolaan air minum dan air limbah dilaksanakan oleh satu lembaga. Kondisi eksistingnya, air limbah domestik dikelola oleh struktur di SKPD, UPTD, BUMD. Juga ada perusahaan swasta dengan jasa sedot septic tank. Dalam wacana yang berkembang Perumda air minum adalah lembaga yang dimaksud.

Sebagai pembanding adalah negara sedang berkembang di Amerika Latin khususnya kota Bogota, Buenos Aires, Lima, Mexico City dan Santiago. Sejarahnya, di kota tersebut sudah ada pengelolaan air minum dan air limbah oleh satu lembaga. Integrasinya dirintis pada dekade 1990-an seperti dirilis oleh IBRD-The World Bank (1997). Di dalam laporan Wastewater Treatment in Latin America, dinyatakan bahwa rata-rata sambungan rumah air minum di perkotaan 26 negara di Amerika Latin mencapai 79% dan sambungan rumah air limbahnya 52%.
 
Adapun di negara maju seperti di Eropa, sejarah penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah jauh lebih awal. Di Belanda misalnya, sistem PAM sudah ada pada tahun 1853, yaitu transmisi air baku dari Haarlem ke Amsterdam. Di dalam Drinking Water: Principles and Practice (2006), Moel, Verberk, dan van Dijk dari TU Delf, The Netherlands menyatakan bahwa 99,8% sudah terkoneksi dengan sistem penyediaan air minum dan 98% sudah dilayani sistem koleksi air limbah. Hanya dua persen yang membuang air limbahnya ke tanah, sungai atau IPAL lokal. Tidak kurang dari 93% air limbah yang dikoleksi di sewerage kemudian diolah di IPAL terpusat.
 
Kondisi Indonesia
Belanda juga membangun pengelolaan air minum dan air limbah domestik di Indonesia khususnya di Kota Bandung. Pada tahun 1916 Belanda membangun pipa air limbah sepanjang 14 km menuju IPAL Imhoff Tank di dekat Sungai Citepus. Kemudian pada tahun 1979 dirintis Bandung Urban Development Project (BUDP) yang mencakup sewerage dan IPAL Bojongsoang. Pada tahun 1987 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) ini menjadi bagian dari PDAM Kota Bandung.
 
Contoh berbeda ada di Jakarta. Belanda dulu membangun sewerage dan IPAL di Batavia yang kemudian diperluas oleh pemerintah DKI dalam Jakarta Sewerage & Sanitation Project. DKI juga membangun IPAM Pejompongan dan IPAM kapasistas besar di Buaran. Air minumnya dikelola oleh PAM Jaya dan air limbahnya oleh PAL Jaya. Keduanya adalah perusahaan daerah yang terpisah. Apakah keduanya akan disatukan? Dalam sejarahnya, pengembangan air minum di DKI melibatkan perusahaan dari Inggris dan Prancis sedangkan air limbahnya dibantu oleh Jepang (JICA).
 
Bagaimana di kota lain? Menurut data Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR (2021), ada 115 (22,6%) kabupaten/kota yang memiliki peraturan daerah tentang air limbah domestik. Sisanya 394 (77,4%) belum. Di pusat, belum ada peraturan pemerintah tentang air limbah domestik. Pada saat ini akses air limbah layak: 79,06%, termasuk 7,25% akses aman. Persentase ini bersifat dinamis bergantung pada akurasi data dan kondisi terkini prasarana-sarananya. Jumlah pengelolanya 121 lembaga: 113 UPTD dan 8 BUMD pengelola air limbah terpusat (off-site).
 
Data tersebut menyatakan bahwa air limbah belum menjadi prioritas. Hanya kota dan kabupaten yang tinggi kerapatan penduduknya yang berupaya mengelolanya. Alasan yang mengemuka adalah finansial. Pembangunan sektor air limbah jauh lebih mahal daripada air minum perdebit yang sama. Keadaan topografi daerah juga berpengaruh, dataran rendah ataukah dataran tinggi berbukit. Demikian juga tarif (retribusi). Banyak orang yang mau membayar air minum meskipun mahal tetapi tidak untuk air limbah. Ada yang punya willingness to pay tetapi ability to pay-nya rendah.
 
Regulasi
Perundang-undangan dan peraturan menjadi pembuka apabila pemerintah berkehendak dalam integrasi pengelolaan air minum dan air limbah. Peraturan pemerintah (pusat) diperlukan untuk memberikan aspek legal yang memayungi regulator dan operator. Pemerintah daerah juga perlu merilis peraturan daerah tentang bentuk, struktur, tarif-retribusi, tugas pokok-fungsi lembaga gabungan tersebut berdasarkan kajian kelayakannya (feasibility study). Sebab, tidak semua kota/kabupaten mau dan mampu mengelola dua sumber daya air tersebut.
 
Peraturan tersebut hendaklah dapat menyeleksi kabupaten/kota yang boleh mengintegrasikan pengelolaan air minum dan air limbah dengan kriteria persentase layanan air minum, kesehatan BUMD air minum, persentase akses layak dan aman air limbah. Peraturan ini berfungsi seperti penggerak awal atau stick (tongkat). Kriteria selektif ini dibuat karena prasarana-sarana air limbah termasuk padat modal (capital intensive) dan operasi-pemeliharaan sistem off-site seperti manhole, siphon, pompa, unit gelontor membutuhkan keterampilan karyawan dan berbiaya tinggi. Perlu dukungan finansial pemerintah yang berfungsi seperti carrot (wortel).
 
Begitu pula sistem on-site yang bisa lebih rumit daripada off-site, terutama di kabupaten yang rendah kerapatan penduduknya seperti di Kalimantan, Sulawesi, Papua. Sistem on-site yang tersebar sampai ke pelosok bisa menyulitkan operasi, monitoring dan evaluasi. Sebaliknya di ibukota kabupaten yang penduduknya terkonsentrasi di daerah tertentu akan lebih mudah diubah menjadi off-site, baik centralized (conventional) maupun decentralized. Perumda air minum bisa mulai mengelola integrasi dari densitas penduduk yang tinggi ini.
 
Untuk melancarkan integrasi tersebut maka pendidikan masyarakat harus diperluas terutama yang berkaitan dengan kesehatan, ketahanan air baku, pencemaran air, dan tanggung jawab bersama memelihara lingkungan. Partisipasi masyarakat dapat memudahkan integrasi, melancarkan proses tanpa protes warga khususnya pelanggan Perumda air minum. *







ReadMore »

2 Juli 2023

Ketua, Kepala, Pemimpin

Ketua, Kepala, Pemimpin

Tiga kata yang menjadi judul tulisan ini sudah akrab di telinga dan ucapan orang Indonesia. Entah berapa juta kali diujarkan dan ditulis setiap hari di radio, televisi, koran, majalah, media online, media sosial, laporan projek, SK (Surat Keputusan), surat-surat dinas resmi, dll. Namun demikian, berkaitan dengan adat-istiadat, budaya ada perbedaan tipis dalam penggunaannya.

Ketua

Ketua berasal dari kata sifat: tua. Tua dikaitkan dengan usia (umur). Sinonim dengan senior, sepuh, lingsir, kelih. Di dalam adat yang berkembang di berbagai kerajaan di nusantara yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua kata tetua merujuk pada penghormatan kepada orang yang berusia tua sekaligus memiliki ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak, lebih luas daripada orang-orang biasa (rakyat umumnya). Apalagi yang tertua, paling tua atau paling banyak umurnya, akan lebih dihormati, dijadikan sumber jawaban untuk setiap pertanyaan yang muncul di masyarakat.

Penggunaan kata ketua kemudian meluas seperti ketua kelas, ketua OSIS, ketua angkatan, ketua alumni, ketua adat, ketua DPR/MPR, DPD, ketua partai, ketua perserikatan, ketua perkumpulan, ketua kelompok, ketua DKM, ketua RT/RW, dll.

Kepala

Di dalam tubuh atau badan manusia ada bagian yang paling atas posisinya, yaitu kepala. Kepala yang di dalamnya berisi otak sebagai organ untuk berpikir adalah bagian tubuh yang paling dihormati. Orang-orang biasanya menunjuk ke arah kepala ketika  menyanjung, meninggikan atau merendahkan seseorang secara intelektual. Oleh sebab itu, ada sebutan yang berkaitan dengan kepala, yaitu atasan dan bawahan dalam relasi pekerjaan atau bisnis.

Kata kepala banyak digunakan dalam hirarki jabatan di kantor, perusahaan, misalnya kepala kantor wilayah (kakanwil), kepala dinas (kadis), kepala desa, kepala sekolah, kepala gudang, kepala satuan pengamanan (satpam), kepala polisi sektor, resort, daerah (kapolsek, kapolres, kapolda, kapolri), kepala negara, kepala pemerintahan, kepala perusahaan, dll. Ada satu lagi, yaitu kepala keluarga: seorang lelaki (suami) yang mengepalai istri dan anak-anaknya (keluarga).

Pemimpin

Kata dasar pemimpin adalah pimpin. Bentuk kata kerjanya adalah memimpin. Merujuk Badudu, 1997, kata turunan dari kata kerja memimpin menghasilkan kata turunan berawalan pe-; pemimpin. Termasuk yang berawalan pem-, pen-, peng-, penye-, penge-. Lantas timbul kata pemimpin, yaitu orang yang memimpin. Peninju, orang yang meninju. Kata pemimpin digunakan untuk pekerjaan seperti pemimpin perusahaan, pemimpin masyarakat, pemimpin pergerakan, pemimpin partai, dsb.

Selain kata pemimpin berkembang juga kata pimpinan yang dimaknai sama dengan pemimpin. Ini salah kaprah tetapi sudah luas digunakan. Padahal akhiran -an di dalam pimpinan itu membentuk kata benda yang bisa berarti “yang di-“. Makanan, yang dimakan. Minuman, yang diminum. Juga bisa berarti “memberikan hasil: tulisan, karangan, masakan. Bisa berarti “tempat” seperti kubangan, kurungan, pacuan. Juga berarti “alat untuk mengerjakan pekerjaan itu”: gantungan, usungan, timbangan, buaian.

Arti terakhir tersebut sama dengan awalan pe- seperti penggantung, pengusung, penimbang, pembuai. Inilah yang melahirkan makna pimpinan disamakan dengan pemimpin seperti pimpinan rapat, pimpinan perusahaan, pimpinan organisasi, rapat pimpinan (rapim), dll.

Makna kata ditentukan oleh pemakaiannya di dalam kalimat atau konteks. Misalnya, kata pimpinan dimaknai berbeda di dalam dua kalimat di bawah ini.

1. Sebagai direktur perusahaan, pimpinannya kurang efektif sehingga perusahaannya bangkrut (bermakna hasil).

2. Kedudukannya sebagai pimpinan perusahaan tidak membuatnya sombong (bermakna pemimpin).

1. Badudu, Yus (1997), Intisari, 412, PT Gramedia.

ReadMore »